Minggu, 28 September 2014

khutbah gerhana, khutbah nikah, dan khutbah istisqo.




A.    Pengertian Khutbah
Khutbah secara harfiah berarti ceramah atau pidato. Dalam Fiqih khutbah diartikan dengan pidato dari seseorang yang diucapkan didepan jamaah solat idul fitri, Idul Adha, solat gerhana, dan shalat lainya. Yang memberikan khutbah disebut Khotib. Khutbah berisi nasihat-nasihat guna mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT. Apabila khotib sedang khutbah maka para jamaah harus mendengarkan dan menyimak dengan khidmat.
B.     Khutbah Gerhana Matahari/Bulan
Khutbah gerhana Matahari/Bulan adalah khutbah yang dilakukan setelah melakukan shalat gerhana Matahari/Bulan. Dalam khutbah dua gerhana ini hendaknya khatib menganjurkan supaya bertaubat, dan mengajak berbuat baik, seperti shadaqoh, dan perbuatan baik lainnya. Khutbah yang dilakukan adalah sekali sebagaimana shalat ‘ied, bukan dua kali khutbah.Inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i.
Setelah shalat gerhana, dilanjutkan dengan khutbah. Hal tersebut sesuai dengan hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah, ia berkata: “sesungguhnya Nabi Saw., ketika selesai shalat gerhana, dia berdiri menghadap manusia lalu berkhutbah.”
Faqîhuz Zamân, al-‘Allâmah Muhammad Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullâhu menguatkan pendapat adanya khutbah sekali setelah sholat gerhana, sebagaimana dalamAsy-Syarh al-Mumti’ (V/259).Demikian pula dengan Imâm Ibnu Baz rahimahullâhu di dalam Majmû’ Fatâwa wa Maqolât Mutanawwi’ah XIII/44.Sifat khutbah sholat gerhana Nabi 
Sifat dan cara khutbah Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam di dalam khutbah sholat gerhana sebagaimana dalam hadits-hadits yang shahih, terhimpun dalam poin-poin sebagai berikut :
1.      Selepas sholat gerhana, Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam naik ke atas mimbar. (HR an-Nasâ`î : 1498)
2.       Kemudian nabi berkhutbah, mengucapkan hamdalah(memuji) dan menyanjung kemudian mengucapkan amma ba’du. (HR al-Bukhârî : 1053)
3.      Kemudian Nabi menjelaskan bahwa gerhana matahari adalah dua tanda diantara tanda-tanda Allah, gerhana terjadi bukanlah disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Lalu Nabi Saw. memerintahkan untuk berdzikir kepada Allah, bertakbir, sedekah, membebaskan budak, beristighfar dan berdoa. (Muttafaq ‘alaihi)
4.       Beliau juga memerintahkan untuk bersegera sholat ketika terjadi gerhana dan melakukan sholat sampai gerhana selesai. (HR Bukhârî : 1063)
5.      Rasûlullâh Saw.menceritakan bahwa beliau melihat surga dan neraka. Dimana beliau sampai berkeinginan untuk meraih setandan buah-buahan.Beliau juga menceritakan ngerinya siksa neraka yang apinya saling melalap satu dengan lainnya dan kebanyakan penghuninya adalah wanita. (Muttafaq ‘alaihi)
6.      Beliau menceritakan tentang fitnah dan siksa kubur. (Muttafaq ‘alaihi)
7.      Beliau juga menceritakan tentang hal-hal lain yang bermaksud membuat manusia menjadi takut dan ingat kepada Rabb-nya. Sebagaimana dalam hadits-hadits lainnya yang shahih.         
C.    Khutbah Nikah
Khutbah nikah merupakan bagian atau salah satu jenis dari khutbah hajat. Perbedaan antara khutbah nikah dengan khutbah yang lainnya hanya terletak pada konteks keperluan dan situasi pelaksanaannya, yaitu ketika dilangsungkan prosesi pertunangan atau akad pernikahan. Membacakan khutbah nikah pada situasi seperti itu hukumnya dianjurkan dan sunnah sebagaimana disebutkan oleh kebanyakan ulama fiqih. Namun demikian ada diantara mereka yang memandangnya wajib, seperti menurut pendapat Dawud bin Ali dari madzhab Adz-Dzaahiriyyah, Abu Ubaid al-Qasim, dan Abu Awaanah dari ulama Syafiiyyah.
Kalangan yang mewajibkan khutbah nikah mendasarkan pendapatnya pada salah satu Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
            كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَمْ يُبْدَأْ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّهِ فَهُوَ أَبْتَرُ
“Setiap urusan yang baik tidak diawali dengan pujian tehadap Allah adalah terputus (tidak sempurna)”

Selain dari itu, Nabi sendiri dalam melangsungkan akad pernikahan baik untuk dirinya sendiri maupun putra-putrinya  selalu menyertainya dengan pembacaan khutbah terlebih dahulu, seperti saat dia melangsungkan akad pernikahan dengan Khadijah, pamannya Abu Thalib membacakan khutbah nikahnya. Sementara ketika menikahi Aisyah binti Abu Bakar khutbah nikah Nabi dibacakan oleh Thalhah bin Ubaidillah. Ketika Fatimah, putri Nabi ditikahkan kepada Ali bin Abi Thalib, Nabi sendiri yang langsung membacakan khutbah nikahnya sekaligus untuk Ali dan wali.
Ulama yang memandang wajib khutbah nikah berpendapat bahwa khutbah nikah dalam suatu acara prosesi akad pernikahan merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dan bisa diterima serta disepakati oleh orang-orang di setiap daerah dan setiap waktu, sehingga seolah-olah menjadi kesepakatan (ijma) yang tidak berdampak pada penentangan (khilaf). Khutbah nikah dapat menjadi kegiatan penting yang membedakan antara pernikahan yang penuh dengan kesucian, kemeriahan dan optimisme, dengan perbuatan zina yang penuh dengan dosa, penderitaan dan pesimisme. Khutbah nikah juga bisa menjadi tanda diumumkannya suatu pernikahan sebagaimana anjuran Nabi. Maka, khutbah nikah pun dengan demikian menjadi wajib dalam setiap akad pernikahan, sebagaimana wali dan saksi. Inilah setidaknya argumentasi yang dikemukakan oleh para pendudkung khutbah nikah.
Syarat dan Rukun Khutbah Nikah
Abu Hasan Al-Mawardiy mengemukakan dalam salah satu karya monumentalnya di bidang ilmu fiqh, Al-Haawiy Al-Kabiir, syarat dan rukun khutbah nikah. Menurutnya, syarat dan rukun khutbah nikah terdiri dari empat macam, yaitu:
  • Bersyukur dan memuji kepada Allah,
  • Bershalawat kepada Nabi SAW,
  • Berwasiat untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan mentaati-Nya
  • Membacakan salah satu ayat al-Quran, terutama ayat yang khusus membicarakan masalah pernikahan seperti ayat 32 dalam Surat an-Nuur: وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْdan ayat 54 dalam Surat al-Furqaan: وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا
D.    Khutbah Istisqo
Khutbah Istisqo dilakukan setelah melaksanakan shalat Istisqo, yaitu setelah salam, khatib membacakan dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca istighfar  9 kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan istighfar 7 kali.
Pelaksanaan Khutbah Istisqo:
1.      Khatib disunahkan memakai selendang.
2.      Khutbah berisi anjuran untuk beristighfar  dan merendahkan diri kepada Allah, serta yakin bahwa Allah akan mengabulkan do’a.
3.      Ketika berdo’a, hendaknya mengangkat kedua tangan lebih tinggi hingga terbuka antara lengan dan badannya.
4.      Pada khutbah kedua, dikala berdo’a hendaknya khatib berpaling ke kiblat. Dan dalam berdo’a hendaknya khatib berdo’a dengan suara yang lemah menurut tekanan irama memohon. Apabila khatib berdo’an dengan suara yang nyaring, maka makmumnya pun dianjurkan mengikuti do’anya dengan suara nyaring pula.
5.      Ketika berpaling ke kiblat, khatib hendaknya merubah selendangnya yang kanan ke kiri dan yang diatas kebawah.









CONTOH-CONTOH KHUTBAH
1.      Khutbah Gerhana
الحمد لله الذي خلق السموات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون . اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

MARILAH kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala suruhan-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan yang demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhoan Allah Subhanahu Wata’ala di dunia dan di akhirat.

Muslimin / muslimat yang dirahmati Allah,
            Firman Allah dalam ayat 5 -6 surah Yunus :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ  إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ 
Artinya: Dia lah yang menjadikan matahari bersinar-sinar (terang-benderang) dan bulan bercahaya, dan Dia lah yang menentukan perjalanan tiap-tiap satu itu (berpindah-randah) pada tempat-tempat peredarannya masing-masing) supaya kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan kiraan masa. Allah tidak menjadikan semuanya itu melainkan dengan adanya faedah dan gunanya yang sebenar.Allah menjelaskan ayat-ayatNya (tanda-tanda kebesaranNya) satu persatu bagi kaum yang mahu mengetahui (hikmat sesuatu yang dijadikanNya).Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang silih berganti, dan pada segala yang dijadikan oleh Allah di langit dan di bumi, ada tanda-tanda (yang menunjukkan undang-undang dan peraturan Allah) kepada kaum yang mahu bertaqwa.
Allah Subhanahu Wata’ala Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui akan segala kejadian. Dialah juga yang menjadikan apa yang ada di bumi seperti manusia, jin, tumbuh-tumbuhan dan haiwan serta menjadikan apa yang ada di langit seperti bulan, matahari dan sebagainya. Iaitu sebagai bukti keterangan yang nyata tentang kudrat, iradat, ilmu, kebijaksanaan serta pengurniaan nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala yang banyak dan luas yang mendorong supaya makhluk-Nya memuji dan bersyukur serta mengabdikan diri sebagai hamba dengan khusyuk dan tawaduk kepada Allah SWT.

Umat Islam mestilah percaya dengan penuh yakin bahawa Allah WT pencipta seluruh alam, segala peredaran cakerawala, bumi, bulan, matahari dan seumpamanya adalah di bawah kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala yang menggerakkannya. Peredaran bulan dan matahari yang teratur setiap hari secara berganti-ganti, matahari beredar di waktu siang, manakala bulan beredar di waktu malam adalah atas kudrat dan iradat Allah SWT jua.

Muslimin / muslimat yang diberkati Allah,
Firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surah Ibrahim ayat 33:

سَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ 
“Dan Dia juga yang menjadikan matahari dan bulan sentiasa beredar untuk kepentingan kemudahan kamu dan yang menjadikan malam dan siang bagi faedah hidup kamu.”

Sesungguhnya Allah menjadikan malam dan siang adalah sebagai tanda kekuasaan atau bukti kekuasaan-Nya, keduanya (malam dan siang) akan mengakibatkan perubahan dan perbezaan cuaca, masa dan waktu. Begitu juga dengan kejadian gerhana, adapun gerhana itu terbahagi kepada dua iaitu gerhana matahari dan bulan.Gerhana itu ialah suatu perubahan, suatu kejadian, suatu keagungan dan kebesaran tuhan yang berlaku pada matahari dan bulan, di mana kejadian ini adalah suatu perkara yang amat mudah bagi Allah Subhanahu Wata’la melakukan-Nya.

Oleh itu jika berlaku kejadian gerhana matahari atau bulan, ianya bukanlah merupakan suatu tanda akan timbul suatu kejadian yang aneh dan mengkhuatirkan, tetapi gerhana itu berlaku atas sifat wajib bagi Allah Subhanahu Wata’ala iaitu berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu yang tidak dapat dihalang oleh apa jua kekuatan pun di dunia ini, sebagaimana hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam:

إن الشمس والقمر آيتانمن آيات الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتموهما فادعوا الله وصلوا حتىينكشف ما بكم (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah 2 bukti daripada tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala. Kedua-duanya tidak akan gerhana kerana kematian atau hidupnya seseorang. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya itu maka berdoalah kepada Allah, dirikanlah sembahyang sehingga hilangnya tanda gerhana daripada kamu

Muslimin / muslimat yang diberkati Allah,
Apabila berlaku gerhana, kita sebagai umat Islam adalah dianjurkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam supaya bersegera untuk melakukan perkara-perkara yang berkebajikan seperti berdoa, berzikir, bersembahyang, bertakbir, bersedekah dan beristighfar. Sebagaimana hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam:

[ إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينخسفان لموت أحد ولا لحياته ، فإذا رأيتم ذلك فادعوا الله وكبروا، وصلوا ، وتصدقوا …… ( البخاري )
Maksudnya: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah 2 bukti daripada tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala di mana kedua-duanya tidak akan gerhana kerana kematian atau hidupnya seseorang. Maka apabila kamu melihat gerhana itu maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, dirikanlah sembahyang dan bersedekahlah……

Di samping itu, marilah kita melakukan perkara-perkara yang berkebajikan dan menghindari daripada melakukan perkara-perkara mungkar dan maksiat serta perbuatan syirik yang bercanggah dengan ajaran agama Islam. Mudah-mudahan kejadian gerhana bulan ini akan menimbulkan keinsafan, menambah serta menguatkan lagi keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surah Ali ‘Imran ayat 190 – 191:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 
Maksudnya : “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukuran malam dan siang, ada tanda-tanda kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah bagi orang-orang yang berakal: yaitu orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi sambil berkata: Wahai Tuhan kami! Tidaklah engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari azab neraka.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

2.      Khutbah Nikah
Assalamu'alaikum Wr.Wb

(Silahkan pilih
mukadimah yang anda sukai)
Para undangan sekalian yang berbahagia dan kedua mempelai yang mulia, pada malam yang penuh dengan kebahagiaan ini terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah atas karunia nikmat dan hidayah-Nya hingga saat ini bisa hadir pada acara pernikahan saudara ........... dengan ......... Dan mudah-mudahan nantinya akan diberikan kebahagiaan dan ketenangan dalam rumah tangganya. Amin ya rabbal alamin.

Mempelai berdua yang berbahagia, agama kita Islam telah memberikan petunjuk dalam membina kebahagiaan hidup berumah tangga, yaitu sesuai dengan firman Allah SWT pada surat An-Nisaa ayat 19:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُواالنِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِمَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍوَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّفَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًاكَثِيرًا

Artinya:                                                             
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut.Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS: An-Nisaa Ayat: 19)

Hadirin para undangan sekalian yang berbahagia!
Demikian Allah SWT juga telah berfirman pada surat Al-Baqarah ayat 228:
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍوَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِيأَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِوَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُواإِصْلَاحًا وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِوَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya:
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru´. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma´ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS: Al-Baqarah Ayat: 228)

Paraundangan sekalian yang berbahagia!
Kedua ayat tersebut telah memberikan petunjuk bagi suami agar berlaku baik dalam segala bidang urusan rumah tangga.Dan orang-orang yang beriman, dan menjadi sempurna keimanannya itu.Maka orang itu terbaik budi pekertinya. Hal itu sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw. yangartinya:
" Orang-orang yang mukmin yang paling sempurna imannya yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang pilihan diantara kamu ialah yang berbuat baik kepada istri-istri mereka"
Bahkan di dalam hadist yang lain diriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad saw. ditanya oleh Muawiyah bin Haidah ra. Ya..Rasulullah, apakah hak istri kita terhadap kita ini?Beliau menjawab, yang artinya:
" Hendaklah dia itu engkau beri makan sebagaimana engkau makan, engkau beri pakaian sebagaimana yang engkau pakai, janganlah engkau memukul muka, janganlah engkau mengolok-olok dan janganlah engkau pindah tempat tidur kecuali serumah". (HR. Abu Dawud)
Para Hadirin undangan sekalian yang berbahagia!
Demikian sedikit penjlasan dari kami ini.Kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirul Kalam
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu

1 komentar:

  1. Best 10 best casinos in the UK for a game to win - Mapyro
    Casino: 포천 출장샵 5. The 청주 출장샵 Golden Nugget Casino, 8. Casino City 안산 출장마사지 Casino, 7. Casino City Casino, 6. 동두천 출장마사지 Casino 목포 출장샵 City Casino, 5. The Star Gold Coast, 4.

    BalasHapus